Jika itu benar tidak usah takut !

Jika itu benar tidak usah takut ! - Hallo semuanya, selamat siang. Kali ini mimin akan membuat artikel yang berjudul "Jika itu benar tidak usah takut". Artikel ini saya buat karena terinspirasi dari masalah yang saya alami, dan saya mendapatkan banyak pelajaran dari masalah tersebut.

tidak perlu takut jika itu benar
sumber image : http://dettyindriana.blogspot.com

Saya adalah seorang mahasiswa semester 1 (pada saat membuat artikel ini) yang menempuh pendidikan di kampus Politeknik Negeri Manado. Saya adalah jurusan Teknik Elektro program studi Teknik Informatika.

Oke, saya akan sedikit menceritakan masalah yang terjadi kepada saya 2 hari yang lalu. Tapi sebelum saya menceritakan kejadian itu, saya hanya ingin bilang bahwa artikel ini saya buat bukan untuk bermaksud menjatuhkan siapapun atau mencari siapa yang paling benar dan jago, tapi saya membuat artikel ini agar kalian bisa berani mengambil tindakan selama itu benar, tidak usah takut !

2 hari yang lalu itu saya bermasalah dengan seorang dosen (saya tidak akan menyebut namanya), saya marah sama dia, dan dia pun marah kepada saya.

Sebelum kejadian itu terjadi, sebanarnya ada satu masalah yang menjadi akar munculnya masalah yang terjadi 2 hari yang lalu itu. Yaitu masalah mengenai nasi kuning. Bagaimana tidak mau marah gitu, kami setiap hari disuruh untuk menjual nasi kuning setiap hari, siapa yang tidak akan marah, kan ? Pasti kalian juga akan marah.

Dan yang membuat saya marah lagi adalah pada saat kita masuk siang, dosen itu menyuruh kami untuk datang pagi dengan maksud mengambil nasi kuning yang akan di jual ke kelas-kelas. Ini yang membuat saya marah. Dari yang saya bilang di atas saja pasti kalian juga akan merasa marah sekali jika di perlakukan seperti itu.

Walaupun kami mahasiswa, tapi seorang dosen tidak berhak untuk memperlakukan kami seperti seorang babu atau penjual nasi kuning. Kami ini seorang mahasiswa yang datang ke kampus untuk belajar, bukan untuk jual-jual nasi kuning.

Yaps, dari kegelisahan itulah, saya langsung chat di Whatsapp, saya langsung bilang ke dosen saya bahwa "Kami ini mahasiswa bukan penjual nasi kuning, kami datang ke kampus untuk belajar bukan untuk menjual nasi kuning". Ketika saya berkata seperti itu di chatting, dia langsung marah ke saya, dan langsung berkata juga "Lancang mulutmu". Nah, mungkin dari sinilah yang membuat masalah 2 hari yang lalu itu terjadi.

Singkat cerita, 1 minggu kemudian (setelah saya chat di whatsapp) dia langsung suruh kami untuk membuat sebuah promosi barang eletkronik dengan menggunakan bahasa Inggris. Dan setelah kami membuat nya, kami disuruh untuk maju satu-persatu dengan membaca apa yang telah kami buat.

Setelah kami semua selesai maju, dia bilang ke kami semua kalau minggu depan kita akan ujian, dan ujiannya itu kita harus menghafal apa yang sudah kita tulis di buku kita. Lalu kami semua bilang "Iya".

Singkat cerita lagi, setelah minggu depan itu tiba (tepatnya 2 hari yang lalu) kami semua di suruh untuk maju satu-persatu kedepan untuk menyampaikan apa yang telah kami hafal (yaitu mempromosikan barang elektronik menggunakan bahasa Inggris).

Singkat cerita, teman saya yang satu di panggil duluan untuk maju kedepan, tapi karena teman saya ini sedang sholat jumat, maka teman saya ini di lewati saja. Dan setelah teman saya itu di panggil, barulah saya yang di panggil untuk maju kedepan.

Saya belum hafal, karena saya pikir saya akan maju ke depan nanti urutan ke 15, tapi tiba-tiba saya langsung di panggil di urutan ke 2. Sebenarnya saya tidak mau maju, karena saya belum hafal, tapi karena saya pikir saya tidak akan dapat nilai kalau tidak mau maju, ya saya langsung maju saja. Akhirnya ketika saya maju kedepan saya tidak dapat mengucapkan kata-kata, karena saya belum hafal.

Saya sempat mengucapkan kata-kata dengan bahasa Inggris, tapi hanya ucapan pembukaan, yaitu seperti ini "Hallo everyone, today i will promote Dell Inspiron PC", hanya itu yang saya ucapkan di depan. Lalu saya langsung duduk ke tempat duduk saya lagi. Saya tidak tahu kalau saya akan dapat nilai buruk atau tidak, tapi yang jelas saya akan dapat nilai buruk pastinya karena tidak sampai selesai.

Nah setelah lama-kelamaan, teman-teman saya sudah mulai maju kedepan, dan akhirnya ada beberapa teman saya yang juga tidak maju kedepan karena mereka belum hafal. Teman-teman saya yang tidak maju ini, mereka diberikan kesempatan untuk maju minggu depan, itu yang kata dosen saya bilang.

Lantas, saya langsung bertanya kepada dosen saya "Pak, kalau untuk mereka yang sudah maju kedepan tadi tapi tidak selesai apa bisa maju minggu depan ?", lantas dosen saya menjawab "Tidak".

Karena dosen saya bilang seperti itu, maka saya langsung merasa bersalah, karena memang saya yang tidak becus alias sayalah yang membuang-buang waktu, sayalah yang tidak menghafal padahal waktu yang dosen saya berikan cukup lama, yaitu dari 1 minggu yang lalu, sebenarnya denga waktu itu saya harusnya sudah hafal.

Tapi karena saya penasaran, saya langsung bertanya lagi "Emang kenapa ya pak kalau kita yang sudah maju hari ini ke depan tapi tidak bisa maju lagi minggu depan ?", lalu dia bilang "Ya jelas tidak bolehlah". Lalu saya bilang lagi "Kenapa pak ?", dosen saya pun mulai menjelaskan kepada saya, dia bilang "Karena kalian telah melukai saya. Kalian sudah saya maafkan, tapi ingat luka yang kalian berikan kepada saya masih membekas di hati saya". Saya bilang lagi "Apa ini karena saya bilang di chat waktu itu ya pak ?", lalu dosen saya bilang "Iya".

Disitulah yang membuat saya marah. Saya langsung berkata juga kepada dosen saya "Oke pak, kalau bapak masih marah ke saya, saya akan keluar dari kelas ini". Dan akhirnya saya pun langsung keluar dari kelas saya. Saya langsung pergi pulang.

Sebenarnya saya sudah merasa bersalah, karena sayalah yang tidak becus, tidak mempergunakan waktu se-maksimal mungkin untuk menghafal, tapi karena dosen saya berkata seperti itu, maka muncul lah amarah saya. Tapi puji Tuhan, saya mampu menahan emosi saya, saya tidak marah, saya keluar dengan cara yang sopan, bahkan sebelum saya keluar, saya meminta maaf kepada dosen saya dan saya langsung keluar.

Saya melakukan itu karena saya tidak mau kalau saya ini di dendam oleh dosen saya. Saya tidak mau ada dosen yang marah kepada saya secara diam-diam. Dan saya juga tidak mau masalah ini sampai terjadi begitu lama, makanya saya langsung keluar.

Ketika saya keluar dari kelas, dan sampai dirumah, tiba-tiba teman saya langsung chatting saya dan bilang "Kamu bisa mengulang minggu depan, dosen sudah maafkan kamu", maka amarah saya langsung hilang. Padahal waktu itu saya sudah menyusun starategi untuk membalasnya, tapi karena sudah di maafkan oleh dosen, maka saya pun langsung memaafkannya, dan juga mulai melupakan masalah yang terjadi itu.

Dan sekarang saya sudah tidak seperti ada masalah lagi dengan dosen saya, karena kami sudah saling memaafkan.

Dari cerita di atas, kita bisa mengambil sebuah pelajaran, bahwa kita tidak boleh takut jika kita benar, kita tidak boleh diam jika kita benar. Tapi ingat, kita juga tidak boleh merasa paling benar jika kita sudah tahu bahwa kita itu salah.

Jika kita salah maka akuilah, jika kita benar maka jangan diam dan membiarkan orang yang salah berkata-kata. Kita semua manusia, kita semua sama dimata Tuhan. Kita punya harga diri. Kita harus menjaga harga diri kita, jangan sampai orang lain menjatuhkan harga diri kita.

Saya tidak peduli siapapun dia, mau dia dosen, mau dia presiden, mau dia direktur, mau dia bos, entah siapapun dia, saya tidak akan takut. Selama saya benar saya akan melawan mereka, saya tidak akan membiarkan harga diri saya di injak-injak oleh mereka.

Begitu juga dengan kita yang ingin sukses, kita tidak perlu takut pada siapapun, selagi yang kita lakukan itu baik dan benar, maka tidak usah takut dan perdulikan.

Kita tahu sendiri bahwa orang-orang sukses yang sudah sukses, mereka semua berani melawan, mereka berani mengambil tindakan, karena mereka tahu bahwa mereka benar.

Contohnya, kita bisa lihat sih om Iwan Fals, beliau pernah di penjara karena dia telah membuat lagu yang berisi tentang menyinggung pemerintah Indonesia. Beliau sering keluar masuk penjara karena setiap lagu yang di ciptakan selalu menyinggung pemerintah.

Tapi kita lihat ? Apakah om Iwan Fals takut masuk penjara ? Dia tidak takut, malah dia berani untuk menciptakan lagu secara terus menerus. Kita lihat sekarang beliau ? Walaupun dia sering masuk penjara, tapi dia tetap menciptakan lagu, dan lagu-lagunya pun ada benarnya juga, dan akhirnya beliau menjadi terkenal.

om Iwan Fals dia adalah seorang musisi yang berani mengambil tindakan, apapun yang orang lain katakan, dia tidak peduli, selama dia merasa dirinya benar, dia terus bertindak, yaitu menciptakan lagu-lagu yang indah dan merdu. Kita bisa belajar dari beliau bagaimana cara beliau memberanikan diri atas nama kebenaran !

Di dunia ini hanya 2 yang kita boleh takut. Orang tua kita dan juga Tuhan yang mahakuasa. Jadi intinya kita tidak usah takut.

Artikel ini bertujuan untuk mengingatkan ke kita semua, entah kita itu seorang designer, programmer, atau apapun itu, jangan biarkan harga diri kita di injak oleh orang lain. Selama kita benar jangan takut.

Oke itu saja yang bisa saya berikan di kesempatan kali ini, semoga artikel yang saya buat ini bisa bermanfaat untuk kalian semua yang membaca artikel ini. Kita akan bertemu di lain waktu.

Oh iya, sekali lagi saya bilang, artikel ini saya buat bukan untuk memperlihatkan keberanian saya dalam melawan dosen, tapi saya ingin memberikan sebuah pelajaran kepada kalian semua mengenai apa yang saya alami ini. Semoga saja bermanfaat untuk teman-teman yang membacanya.

Jika kalian suka artikel ini, silahkan kalian bagikan kepada teman-teman kalian.

0 Comments